Monday, January 17, 2011

Hubbuddunya wa karahal maut

Andai iman yg bertahta di hati, cinta Ilahi menjadi pilihan... tp andai nafsu yg bertahta di hati, cinta insani menjadi taruhan... hubbuddunya wa karahal maut..



Itulah antara pesanan terakhir dari seorang sahabat Perindu sewaktu kami selesai membincangkan topik hangat menyentuh tentang kehidupan masyarakat islam kita...Penyakit al-wahn, antara sedar atau sengaja membutakan hati untuk mengakuinya dilihat semakin menular dalam jiwa2 kita sebagai umat Islam. Sayu dan tersentuh hati kecil bila mana menyaksikan apa yang pernah dinyatakan oleh baginda Rasulullah sedikit demi sedikit semakin menghampiri kita, berlaku di sekeliling kita malahan melibatkan ahli keluarga terdekat. Akhir zaman menyaksikan sebahagian besar umat Islam bersikap seperti seorang muallaf. Erti kata lain, individu yang dilahirkan Islam, membesar dalam persekitaran orang-orang Islam tetapi jahil memanifestasikan kandungan Islam. Masih tidak jelas tujuan penciptaannya ke dunia apatah lagi melaksanakan amar makruf nahi mungkar. Penyakit Al Wahn adalah sejenis penyakit berat dan mudah menular. Biasanya menyerang akibat zat anti bodi sebagai aqidah dalam tubuh keislaman kita dalam kondisi lemah.

Rasulullah Sallallahualaihiwasallam bersabda:
"Pada suatu hari kelak, umar-umat akan memusuhi kalian(Islam) dari segala penjuru, seperti orang-orang lapar yang merebutkan makanan."Para sahabat bertanya, "Apakah karena jumlah kami yang sedikit pada masa itu wahai Rasulullah?" Rasulullah menjawab, "Bahkan, jumlah kalian pada waktu itu banyak, akan tetapi kalian hanya bagaikan buih yang terbawa arus air; dan sungguh Allah akan mencabut rasa takut dari dada para musuh kalian; dan sungguh Allah akan mencampakkan wahn di dada kalian. "Para sahabat bertanya kembali, "Apakah wahn itu wahai Rasulullah?" Rasulullah Sollallahualaihiwasallam menjawab, "Cinta dunia dan takut mati." (lihat al-Jami' as-Shaghir: 8183


Apabila dikiaskan dengan umat Islam kini, kita memang dapat lihat banyak berlakunya persengketaan dan perpecahan. Jika kita hanya berperanan untuk mengungkit kembali masalah-masalah yang dihadapi saudara seislam kita, bahkan mengecam dan bertindak menuang minyak ke dalam kuali yang terbakar, maraklah api membinsakan seluruh isi di dalamnya, pastilah makin bertambah parah penyakit umat kita. Kenapa tidak didiamkan sahaja bidasan yang pedas tetapi digerakkan seluruh kudrat anugerah tuhan dengan menjalankan pelbagai usaha dakwah yang hakikatnya bukan hanya bergantung kepada sebaran secara lisan semata-mata.


Nasihat serta saling ingat mengingatilah kita, mulakan dengan diri sendiri, ahli keluarga terdekat,sahabat dan taulan. InshaAllah umat akan beransur pulih, sepertimana analogi pesakit yang tak putus-putus berusaha mendapatkan khidmat rawatan pakar profesional bagi menyembuhkan penyakitnya. Begitu juga kita sebagai invidu Muslim, mula dengan diri kita, kita sembuhkan diri, kemudian kita juga perlu menyebar penawar tadi kepada yang lain...

Wallahu'alam...


No comments:

Post a Comment